Thursday, July 30, 2009

Bikin SIM

Sepertinya saya sedang bersemangat ngeblog. Kali ini saya ingin bercerita tentang apa yang terjadi dan siapa yang saya temui tadi sore.
Pukul 12.30. Ibu baru saja datang dari sekolah dan beliau langsung memberitahu bahwa pembuatan SIM C dimajukan menjadi siang ini. Untung sebelumnya saya sudah mandi, jadi tinggal sholat kemudian bersiapsiap.
Berdua dengan ibu, kami pergi ke polres kabupaten. Jaraknya kurang lebih 5 km dari rumah kami. Menaiki mobil sejuta umat, angkot.
Saya kira dalam proses pembuatan SIM (baik secara perorangan atau kolektif, dalam pembuatan kali ini saya membuat secara kolektif), saya akan dihadapkan pada ujian tertulis dan praktek. Sempat degdegan, apalagi ketika mengingat Spongebob Squarepants tidak pernah lulus hingga 57 kali dalam ujian praktek mengemudi kapal. Saya mencoba menenangkan diri, meyakinkan diri bahwa saya pasti bisa, sebab SIM yang akan saya buat hanyalah SIM C dan fakta bahwa sudah 5 tahun saya mengendarai motor, saya pasti sudah dalam tahap full experience.
Sesampainya di polres, kami berdua disuruh mengisi formulir oleh staf koperasi guru yang menangani pembuatan SIM secara kolektif ini. Tidak ada satu pun di antara kami yang membawa pulpen. Tapi untung ibu bertemu kawan gurunya.
Singkat kata, karena saya baru pertama kali ini membuat SIM, saya disuruh pergi ke bagian Sidik Jari. Disana, sayalah pengantri yang paling cantik sebab semuanya lelaki. Setelah menunggu petugas keluar untuk melakukan penyidikan jari, akhirnya tiba giliran saya. Entah karena si petugas tersepona dengan kecantikan saya (petugas sudah bapakbapak), atau karena saya wanita, dia memperlakukan jari jari saya yang lentik ini dengan lembut, berbeda dengan lelaki yang sudah sudah lebih dulu mengantri. Dan dia mengajak saya ngobrol. "Tingginya berapa dek.?" tanyanya. "168, pak" jawab saya. "Wah, se-bapak ya." katanya. "Ah, engga masih tinggi bapak. Emang segini buat ukuran cewe tinggi ya pak.?" tanyaku pura pura. Padahal memang saya tinggi. "Iya tinggi.".
Untuk menyingkat cerita, saya selesaikan percakapan ini.
Setelah ke bagian Sidik Jari ini, saya kembali lagi ke tempat semula. Oiya ada yang ketinggalan. Ketika saya mengantri tadi, saya bertanya mengenai tata cara mengambil sidik jari kepada salah seorang yang mengantri. Cakep. Tapi sayang kami tidak sempat kenalan. Padahal saya yakin, dia juga ingin kenal dengan saya. Hahaha.. Di samping itu, saya juga merasa tidak enak dengan ibu saya yang ikut mengantar. Ibu orang yang terlalu protektif dan cenderung berburuk sangka jika anak gadisnya yang paling manis ini dekat dengan lelaki.
Tunggu menunggu, setelah menyerahkan formulir yang sudah lengkap tadi ke loket, akhirnya tiba giliran saya. Saya disuruh masuk ke loket 5. Setahu saya, karena di jendela loket terdapat tulisan "Pengambilan Foto", maka saya pikir loket itu seharusnya menjadi tempat terakhir yang saya kunjungi. Kemudian saya masuk. Benar dugaan saya. Orang orang di dalam ruangan itu langsung antri untuk difoto. Kami tidak mengikuti ujian lisan maupun praktek, walaupun di dalam loket itu kami diberi kembali formulir dengan tulisan "Lembar ujian lisan" dan "Lembar ujian praktek", berikut keterangan lulus dan tidak lulus di masing masing kertas.
Inikah yang dimaksud kecurangan terselubung di jajaran kepolisian.??
Di depan loket 3 dan 4 terpasang spanduk yang bertuliskan "kami memang belum sempurna tapi kami berusaha untuk lebih baik". Sebelum mengetahui yang sesungguhnya, saya memuji slogan itu. Tapi sekeluarnya dari Loket 5, saya langsung mual, mengingat berapa biaya yang ibu saya keluarkan dan berapa harga yang tertera di papan pemberitahuan. Sungguh berbeda hampir 5x lipat lebih mahal. Dan mungkin juga saya mual karena saya merasa ikut terlibat menikmati segala kemudahan mendapatkan SIM C ini dengan membayar lebih mahal kepada pihak yang seharusnya bertanggung jawab memelihara nama baik satu instansi tapi nyata nyata tidak. Sesuatu yang jarang saya lakukan, tapi akhirnya jatuh hanya karena perangkap.
Benar benar pemanfaatan instansi yang melibatkan orang orang generasi "instan".

-hp-

No comments:

Post a Comment