Tuesday, August 25, 2009

Cerita Mimpi

Selamat pagi blogku tercinta..
Hei, maukah kau dengar ceritaku.?
Hari ini. Hari ke 5 puasa. Aku bermimpi aneh sekali.
Seperti biasa, setelah solat subuh, aku tidur lagi. Ya mungkin salahku juga. Harusnya aku tidak usah tidur lagi. Tidak baik tidur setelah solat subuh. Iya kan.?
Aku bermimpi. Dia.
Dalam mimpiku, dia akan melangsungkan pernikahan. Dengan sepupuku.! Anehnya, dia malah baru tahu ketika aku bilang padanya bahwa wanita yang akan dinikahinya itu adalah sepupuku. Sakit rasanya, tapi tak berdaya.
Suatu malam menjelang hari bahagianya, dia mengajakku bertemu. Seperti nyata. Aku bisa melihat wajahnya dengan jelas. Padahal, sudah setahun ini aku tidak pernah bertemu lagi dengannya. Pun tidak menyimpan satu pun gambar wajahnya.
Dia bicara banyak padaku, hingga aku bingung, sebenarnya untuk apa dia mengajakku bertemu.? Toh semua sudah terjadi, dia akan menjadi suami dari saudaraku. Aku tidak akan pernah bisa memilikinya lagi.
Oh, satu benda asing di jarinya. Rokok. Sejak kapan dia merokok.? Setahuku, dia tidak pernah bisa merokok dalam 20 tahun hidupnya. Akhirnya setelah aku diam seribu bahasa mendengarkan dia, aku membuka suara. "Kamu ngerokok.?" tanyaku. Dia hanya tersenyum dan menunduk. Dia menghisap rokoknya. Sungguh aku merasa aneh sekali melihat pemandangan itu.! Dan aku mendengar suaraku lagi "Sebenarnya apa tujuan kamu mengajakku bertemu.?". Dia tidak menjawab. Hanya menatapku seperti dulu. Tatapan yang aku rindu.
Aku terbangun dengan pikiranku yang berfokus pada rokok yang dia pegang. Jangan jangan memang dia merokok. Tiba tiba aku merasa kasihan dan bersalah. Apakah masalah hidupnya sudah sedemikian susah untuk ditanggung sehingga dia melarikan diri ke rokok.? Aku merasa punya andil dalam merusak hidupnya. Entah benar atau tidak. Nanti sajalah kalau dia menghubungiku lagi kapan kapan, aku akan bertanya, "Apakah kamu merokok sekarang.?".

-hp-

Sunday, August 16, 2009

Lop my fame

Tadi pagi keluarga kami mengadakan syukuran adik saya yang telah dikhitan. Saudarasaudara dari pihak ayah dan ibu datang. Ramai sekali. Kakak saya yang telah bekerja di luar kota pun datang. Hari ini adalah hari kebahagiaan bagi kami karena kami berkumpul bersama lagi.
Tapi besok, saya dan kakak saya harus pergi. Pergi menjalani peran masingmasing, saya sebagai mahasiswa perantauan dan kakak saya sebagai seorang pekerja. Sudah dua bulan saya menghabiskan waktu di tanah saya ini. Tapi bagi saya, dua bulan terasa cepat berlalu. Tidak banyak kegiatan hebat yang saya alami. Hanya berkisar rutinitas seharihari, mencuci piring, menyapu, berantem, menggoda adik dan anak tetangga, mengantarkan adik. Saya akan sangat merindukan ini semua. Akan merindukan bahasa Jawa ini, merindukan angin semilir di tanah kuburan belakang, bintangbintang di langit desa yang saya cinta..
Selama sebulan ke depan saya harus menghadapi kehidupan lagi, jauh dari keluarga yang amat saya cintai. Kehidupan yang mudahmudahan memberi banyak pengalaman dan makna. Kehidupan yang mudahmudahan mampu mendewasakan sikap saya dan mendinginkan emosi saya yang meledakledak.
Saya sangat sayang orangtua, kakak, dan adik saya.

Saturday, August 15, 2009

Ada apa ya.?

Seperti kehilangan semua ideide menulis. Seperti kembali kosong.
Gue kehilangan dia. Tapi dengan itu, gue bisa berkarya. Gue mencipta syair, merangkai cerita. Semua terinspirasi dari rasa kehilangan dia.
Tapi dia datang. Bingung menyergap. Gue sudah merasa ada yang mengisi kembali. Walau belum tentu dia merasa begitu. Gue bimbang. Semua menjadikan gue hampa. Kosong ide sama sekali. Apa yang gue rasa sekarang berbeda dari apa yang gue rasa dulu ketika kehilangan dia.
Ada apa sebenarnya dengan diri gue.??
Semakin lama pun, setelah dia hadir, semakin gue bisa menghilangkannya. Semakin jelas gue melihat kekurangannya..

Friday, August 14, 2009

After that..

Mungkin gag sii, rasa ikhlas datang tibatiba.??
Dulu gue pernah posting kalo gue gag akan pernah bisa ikhlas maafin dia. Tapi setelah dia datang kembali, gue ngerasa bingung. Dan selama beberapa hari ini gue mengalami gejolak pertanyaan yang gue khayal.
Mungkin kirakira gini. Gue mencoba menjawab pertanyaan yang sekiranya bakal dia tanya. Ada dua pertanyaan sii. Yaa, gue karang sendiri. Begini :
Pertanyaan : Gue masih sayang dia gag.?
Jawab : hmm. Dibilang sayang sii emang masih sayang. Bangett. Tapi kalo dia sayang ama cewe lain n cewe itu juga sayang sama dia, toh rasa sayang gue udah gag ngaruh apaapa, gag akan mengubah apaapa. Gue bukan siapa2 bagi dia. Just a "from his past" friend.
Pertanyaan : Gue nyesel gag mutusin pisah dari dia.?
Jawab : sama kaya jawaban di atas. Gue nyesel senyesel nyeselnya. Tapi kalo dia udah bahagia ama kehidupan dia sepeninggal gue, bahkan mungkin lebih bahagia, ya rasa sesal itu udah gag berarti lagi. Yang penting dia bahagia, ya gue bahagia juga buat dia.
Emang sii, kadang kalo malammalam, suka kangen sendiri. But it's okay. Gue harus bisa neken semua rasa ini. Gue harus kuat ngeliat dia bahagia tanpa gue. Susah, emang. Tapi gue udah pernah 8 bulan sama sekali hilang dari dia. Apa yang lebih menyakitkan dari itu semua.?? Makanya, sekedar ngobrol pun sudah berarti besar buat gue. Gue harus kuat. Gue harus ikhlas..

Sunday, August 9, 2009

Kejutan

Dua hari kemarin, hari Sabtu, seseorang yang sudah lama aku nanti, kembali hadir di hidup aku. Orang yang ingin aku temui selama setahun ini. Mantan aku.!!
Iya, ini satu kejutan. Selama 8 bulan, kita tidak pernah saling berkomunikasi. Dan tibatiba, dia kembali hadir.!! Senang, tapi sekaligus bingung. Apa yang harus aku lakukan nanti.? Bagaimana kelanjutan hubungan kami.? Apakah sebatas teman biasa ataukah kembali merajut cinta lagi.?
Entahlah. Hanya saja, aku sayang dia. Sangat sayang.

-hp-

Friday, August 7, 2009

kau takkan tahu

Sudah ku sudahi permainan bintang
Ternyata nyata nyata aku tak kuasa
Takkan ada puisi tercipta
Takkan ada cerita cinta
Bila tanpanya

Teruntukmu yang slalu diam
Bahkan kujeritkan namamu
Kau takkan pernah mendengar

Sudah lelah ku berbicara sendiri
Di malam yang nampaknya kian sunyi
Bergumul dalam kesesatan arus pikiran
Berperanglah di antara pengharapan

Kuakhiri
Berharap ku kan berbelok kanan atau kiri
Yang penting tak menujumu lagi
Tapi tak tampak jalan yang ku mau itu
Jangan jangan jalanmu selalu lurus
Atau ujung jalanmu adalah jurang, bung.?

Kau takkan tahu
Aku suka kamu dari dulu.


* Inspired dari curhatan sahabat gue yang pun

Tuesday, August 4, 2009

Maaf

Memaafkan itu gampang. Yang susah adalah ikhlas untuk memaafkan. Saya mau cerita sedikit. Yang mengikuti cerita saya sebelumnya pasti tahu apa yang akan saya ceritakan. Saya pernah disakiti oleh seseorang yang amat saya sayang. Orang pertama di luar keluarga yang saya sayangi ini tega meninggalkan saya demi wanita lain yang tidak saya kenal. Harusnya saya tahu pada suatu saat nanti saya pasti akan dikhianati olehnya, karena dia bukan tipe lelaki setia. Dia pencinta wanita. Tapi saya belagak percaya diri bahwa saya bisa menyembuhkan kegenitannya itu.
Saya berpisah dengan keadaan sakit hati yang luar biasa dan rasa kehilangan yang amat dalam, sebab hampir tiga tahun hari hari saya diisi bersama dia. Kalau kami berpisah karena kesadaran diri atas ketidakcocokan di antara kami, mungkin bisa saya terima dengan ikhlas. Tetapi kami berpisah gara gara orang ketiga.!! Apa yang lebih sakit daripada cinta yang dikhianati.??
Bukannya saya tidak mau memaafkan. Saya selalu berusaha ikhlas bahwa dia bukan jodoh yang ditakdirkan untuk saya. Tetapi ketika pengkhianatan itu terulang lagi dalam rekaman di otak saya, sekonyong konyong rasa benci itu juga kembali hadir. Tapi terkadang dalam kesendirian, saya juga merasa rindu. Rindu yang bisa membuat akal sehat saya tidak bekerja dengan baik. Inikah benci tapi rindu, miss you but hate you.??
Mungkin faktor lain saya tidak bisa ikhlas untuk memaafkan dia karena saya pun takut jikalau nanti saya bisa memaafkannya, saya mau untuk kembali padanya, dan kemudian dia kembali menyakiti saya, dan terus berulang ulang seperti itu. Saya tidak mau jatuh ke lubang yang sama.
Bagaimana caranya supaya kita bisa memaafkan orang lain dengan ikhlas ya.? Pak ustadz sering bilang, maafkanlah dengan ikhlas, tapi tidak pernah memberitahu, bagaimana caranya memaafkan seseorang dengan ikhlas.?
Mungkin saya tidak perlu memaafkan dia. Biar benci ini menjadi bara agar saya tidak lagi mau menemui dia. Biar bayangan pengkhianatan dia kepada saya menjadi record dalam otak saya agar saya selalu tahu bagaimana rasanya dikhianati, supaya saya tidak balik mengkhianati orang, apalagi orang yang akan saya cintai kelak.

-hp-

sempurna

Handphone milik Rita, adikku, berdering tepat ketika aku hendak keluar menuju rumah Vera. Iseng, aku mengambilnya. Tak apalah, lagipula dulu akulah pemilik nomor cantik ini. Tertulis “1 pesan diterima” di layar itu. Wah, siapa pula malam minggu begini meng-sms Rita. Pasti dari pacarnya.
Dari : 085295xxxxxx
“Perfeck itu salah. Yang benar adalah Perfect.”
Begitu saja isi pesan selular itu. Tak ada nama atau maksudnya. Hmm, sepertinya aku kenal dengan kalimat itu. Mengingatkanku pada seseorang. Tapi mana mungkin.. Bagaimana bisa.. Saya ambil handphoneku dan mencatat nomor itu. Mungkin memang benar. Tapi nanti saja aku menghubunginya, tidak malam ini.
=====================================================================================
To : 085295xxxxxx
““Sempurna” dalam bahasa inggris adalah Perfect dengan huruf T di belakangnya.”
Sending…
Tak lama…
1 message received.
From : 085295xxxxxx
“Kamu membalasnya. Syukurlah..”
Option, Reply.

To : 085295xxxxxx
“Kamu siapa.? Apakah aku mengenalmu.?”
Sending…

1 message received.
From : 085295xxxxxx
“Akulah serpihan kisah masa lalumu.
Bisakah kita bertemu nanti malam.? Ada yang ingin kusampaikan.”

Sudah kuduga. Dia.!! Dia hadir kembali. Tapi aku bingung. Haruskah aku memenuhi undangannya.?

To : 085295xxxxxx
“pukul 8 malam di Café Abbey.”
Sending….
Aku sudah tidak sabar.!!! Demi rasa kangen yang tidak tertahan lagi.. Thanks God.
=====================================================================================
Pukul 19.55, Café Abbey.
Sengaja aku datang lebih awal. Supaya aku benar yakin kalau itu adalah dia.!! Kalau bukan dia, aku bisa pergi meninggalkannya. Buat apa menemui orang yang tidak ku harapkan.?
Aku tidak memesan apa apa di café ini. Bukan masalah, karena pemiliknya adalah kawan lamaku. Aku bilang padanya, aku akan menemui orang yang sudah lama aku tidak menemuinya. Dia memberi semangat padaku. Semangat apa.? Aku juga tidak mengerti.
Dari tempat duduk ini, aku sudah melihat di parkiran café, ia berjalan. Oh, hanya sendiri. Aku sudah yakin, dia yang datang. Dia. Entah kenapa, aku gugup. Jantungku berdegup kencang sekali. Tiba tiba aku bingung apa yang akan ku bicarakan nanti.
Dia di depanku, tersenyum. Beruntung, lampu di café ini tidak terlalu terang. Kalau tidak, mungkin dia bisa melihat telingaku yang memerah karena malu diberi senyuman semanis itu.
“Hai. Apa kabar.?” Katanya ramah. Tak ada getar suara yang menandakan dia gugup berbicara denganku. Berarti hanya aku yang berlebihan. Ku buat diriku sesantai mungkin. “Hai juga. Kabarku, biasa saja, tidak ada yang hebat terjadi belakangan ini. Kamu.?” Tanyaku.
Dia hanya tersenyum. “Boleh aku duduk.?” Tanyanya. “Oh, silakan. Mau pesan apa.? Aku pesankan jus alpukat ya, minuman kesukaanmu.” tawarku. Dia mengangguk.
“Jay, Jay. Pesan jus jeruk sama jus alpukat ya.” Teriakku pada si pelayan yang sudah ku kenal.
Aku tersenyum. Aku tidak bisa tidak tersenyum melihatnya. Mukanya selalu lucu, di saat senang bahkan ketika sedih.
“Kamu masih ingat ya.”katanya. Tentu saja, siapa yang bisa lupa ama kamu.?
“Ya, ya. Kamu kan tau aku tidak bisa berbahasa Inggris. Dan satu satunya orang yang ku kenal yang bisa berbahasa inggris ya cuma kamu.”aku sedikit menggombal. Kami berdua orang yang suka mnggombal dan digombali.
“Aku pengen ngomong beberapa hal aja.”katanya, membuka penjelasan untuk apa kami berdua duduk di café yang sama di hari yang sama kami memutuskan untuk berpisah 3 tahun lalu.
“aku mendengarkan.”jawabku.
“ya, aku hanya ingin kamu mendengarkan. Jangan berbicara apa apa. Aku tidak mau mendengar komentarmu dulu. Deal.?”
“deal.”
“ada dua hal. Pertama, aku ingin meminta maaf untuk kesalahanku di malam kita terakhir berbicara..” ya, sudah 2 tahun kita tak saling kontak “..bahwa aku menyebutmu orang gila..” aku memang tergila gila sama kamu “..setelah aku tahu kamu main balap motor lagi..” sesuatu yang tidak kamu suka dariku “..sesuatu yang tidak aku suka darimu.”. ya, itu salahku juga.
“tapi kamu harus tau, alasan aku bilang begitu sama kamu. Aku sedang dalam keadaan kacau, ada masalah dengan keluargaku, dan kamu malah melakukan satu hal yang kamu tahu aku benci sama hal itu.” Harusnya aku membantumu, kan.?
“yang kedua, aku pengen kamu tahu kalau aku tidak membenci kamu walau sebenarnya aku ingin. Bukannya aku tidak mau, tapi aku tidak bisa membenci kamu.” Sama. Aku masih sayang kamu.
“denger ya, Dimas. Aku ngomong kaya gini bukannya sedang minta kamu buat balikan lagi sama aku sebab aku gak yakin apa kamu mau balikan lagi sama kamu. Aku cuma pengen kamu tahu aja, aku gak benci kamu. Sama sekali aku gak bisa benci kamu.”. bolehkah aku berkomentar sekarang Rena.? Sebab aku juga ingin kamu tahu bahwa kamu masih ada di hatiku.
“Dimas, udah lama banget aku gak ketemu atau kontak lagi sama kamu. Tapi aku tahu, kamu sudah beberapa kali mendapatkan pengganti aku. Mungkin itu yang bikin aku gak yakin kalau kamu masih inget aku.” Kamu salah, Rena. Mereka bukan siapa siapa, bukan apa apa. Kamu gak tergantikan. Kamu yang selalu ada di pikiran aku.
“Susah banget pisah ama kamu. Kamu lelaki petama yang hadir membawa cinta buat aku. Kalau kamu juga pengen tahu, aku tidak bisa mendapat lelaki kedua atau ketiga atau berapapun yang lebih baik dari kamu. Kamu sudah terlalu sempurna buat aku. PERFECT dengan huruf T. sejak kita berpisah, aku selalu mencari siapa yang lebih baik dari kamu sampai aku capek sendiri. Dan sekarang akhirnya aku bertahan pada kelajangan yang jalang ini, Dimas.” Kenapa kamu bicara begitu Ren.? Aku tidak memaksamu untuk tetap bertahan dalam kesendirianmu itu. Kamu bodoh. Bodoh sekali mengaharap cinta dari orang sebrengsek aku.
“yah, bilang aku tolol atau idiot karena mengharapkan kamu, Dimas. Itu juga yang dikatakan oleh July, sahabat aku. Katanya, untuk apa aku masih memikirkan orang yang jelas jelas sudah mendapat pengganti diriku.” Kenapa kamu tidak mendengarkan July saja, Ren.? Aku memang bajingan. Aku berganti ganti pacar seminggu tiga kali. Aku meninggalkan mereka tanpa kejelasan. Aku suka balap motor. Aku manusia malam.
“Dimas, aku benar benar tidak sedang meminta kamu kembali. Mungkin kamu bukan jodohku, tapi kamu tetap cintaku. Aku hanya ingin yang terbaik buat kamu. Tapi sepertinya aku salah, aku tidak tahu apa apa yang terbaik atau tidak baik untuk kamu. Dunia aku sama kamu berbeda. Harusnya aku sadar hal ini sejak awal.”. bahkan di saat menunduk pun, Rena sungguh manis.
Tapi tiba tiba Rena bangkit dan mengambil tasnya. Melangkah keluar café. Pesanan kami belum datang. Aku shock, mendengar semua kata katanya tadi. Apakah berarti aku yang salah selama ini karena selalu berganti pasangan.? Menjadikannya tidak mempercayai lagi ucapan cinta dan sayang yang nanti barangkali akan terucap lagi dari mulutku.? Karena tidak bisa menjadi apa yang dia mau.? Tidak berusaha melepaskan semua tabiat burukku.? Aku mulai kacau dan tiba tiba suara..
BRAKK..
Terdengar suara benturan keras. Tidak mungkin.!! Rena.. aku belum sempat berucap..
==================================================================================
Mungkin kau bertanya tanya
Arti perhatianku terhadapmu
Pasti kau menerka nerka
Apa yang tersirat dalam gerakku
Akulah serpihan kisah masa lalumu
Yang sekedar ingin tahu keadaanmu
Tak pernah aku bermaksud mengusikmu
Mengganggu setiap ketentraman hidupmu
Hanya tak mudah bagiku lupakanmu
Dan pergi menjauh
Beri sedikit waktu
Agar ku terbiasa
Bernapas tanpamu
Teruntuk dirimu
Dengarkanlah
*Lyla-Bernapas Tanpamu

Sunday, August 2, 2009

Pergilah

Kamu hebat sekali.
Kamu masih bisa membuatku cinta sama kamu, walau kita tak pernah bertatapan lagi.
Kamu masih bisa membuatku merasakan rindu sampai tulang itu.
Padahal kamu mencampakkan aku demi wanita yang sama sekali tidak aku kenal.
Wanita yang aku tidak tahu dengan cara apa dia merebut perhatianmu dariku.
Lihat disini, aku masih setia.!
I'm just looking straight for you.!
But you don't care,
you are still searching others.
Pergilah kamu, jangan pernah kembali.
Aku tak akan mencari.
Aku tak akan meminta maaf untuk kesalahan yang kamu buat.