Tuesday, August 4, 2009

Maaf

Memaafkan itu gampang. Yang susah adalah ikhlas untuk memaafkan. Saya mau cerita sedikit. Yang mengikuti cerita saya sebelumnya pasti tahu apa yang akan saya ceritakan. Saya pernah disakiti oleh seseorang yang amat saya sayang. Orang pertama di luar keluarga yang saya sayangi ini tega meninggalkan saya demi wanita lain yang tidak saya kenal. Harusnya saya tahu pada suatu saat nanti saya pasti akan dikhianati olehnya, karena dia bukan tipe lelaki setia. Dia pencinta wanita. Tapi saya belagak percaya diri bahwa saya bisa menyembuhkan kegenitannya itu.
Saya berpisah dengan keadaan sakit hati yang luar biasa dan rasa kehilangan yang amat dalam, sebab hampir tiga tahun hari hari saya diisi bersama dia. Kalau kami berpisah karena kesadaran diri atas ketidakcocokan di antara kami, mungkin bisa saya terima dengan ikhlas. Tetapi kami berpisah gara gara orang ketiga.!! Apa yang lebih sakit daripada cinta yang dikhianati.??
Bukannya saya tidak mau memaafkan. Saya selalu berusaha ikhlas bahwa dia bukan jodoh yang ditakdirkan untuk saya. Tetapi ketika pengkhianatan itu terulang lagi dalam rekaman di otak saya, sekonyong konyong rasa benci itu juga kembali hadir. Tapi terkadang dalam kesendirian, saya juga merasa rindu. Rindu yang bisa membuat akal sehat saya tidak bekerja dengan baik. Inikah benci tapi rindu, miss you but hate you.??
Mungkin faktor lain saya tidak bisa ikhlas untuk memaafkan dia karena saya pun takut jikalau nanti saya bisa memaafkannya, saya mau untuk kembali padanya, dan kemudian dia kembali menyakiti saya, dan terus berulang ulang seperti itu. Saya tidak mau jatuh ke lubang yang sama.
Bagaimana caranya supaya kita bisa memaafkan orang lain dengan ikhlas ya.? Pak ustadz sering bilang, maafkanlah dengan ikhlas, tapi tidak pernah memberitahu, bagaimana caranya memaafkan seseorang dengan ikhlas.?
Mungkin saya tidak perlu memaafkan dia. Biar benci ini menjadi bara agar saya tidak lagi mau menemui dia. Biar bayangan pengkhianatan dia kepada saya menjadi record dalam otak saya agar saya selalu tahu bagaimana rasanya dikhianati, supaya saya tidak balik mengkhianati orang, apalagi orang yang akan saya cintai kelak.

-hp-

No comments:

Post a Comment