Sunday, June 14, 2009

Memoar seorang guru

Titik-titik embun berjatuhan
ku kayuh sepeda tua menuju sekolah
di sepanjang jalan
anak-anak berseragam berlarian
ibu-ibu desa menyiapkan cucian
bapak-bapak pergi ke ladang
menyapaku
"selamat pagi,pak"
"pak guru,berangkat?"
dan ku jawab dengan
senyum dan anggukan
tak apalah
dengan upah yang ku terima
takkan bisa mencicil rumah
takkan mau mengkredit motor
dan hanya cukup makan anak-istri
dan sedikit membeli buku
yang penting
bisa ku nikmati titik-titik embun yang berjatuhan itu

No comments:

Post a Comment